Langsung ke konten utama

Jalanku penuh luka

Pada hari ini aku menyadari
Bahwa ternyata semuanya semakin keruh
Jernih yang kuharap hanya angan yang tak akan muncul
Justru kekotoran yang semakin menjadi

Aku menapaki jalan yang kulalui dengan penuh rasa pedih ditiap celah hati
Meratapi jalan yang terlalu sulit untuk kulampaui
Menangisinya jika aku tak kuasa menahan pedihnya
Jalan yang selalu mengajariku arti kesabaran

Aku berusaha kuat
Meski ilusi-ilusiku menakutkanku
Tentang segala yang berada dihadapku
Dengan sebuah hati yang kecil, aku bertekad

Ketika aku ingin
Aku sadar
Itu hanya keinginan
Yang tak selalu bisa kudapatkan

Tuhan begitu adil
Walau dalam lubuk ini, aku selalu mengeluh
Merasa bosan dengan keadaan
Yang terkadang membuat alih-alih peasaanku menjadi meluap
Berteriak
Mengungkapkan
Bahwa, aku lelah

Terus dan menerus
Berada dalam titik yang selalu menjadi beban dalam hidup
Yang selalu menjadi alasan pertama untuk pertama kalinya air mataku menetes
Yang selalu menjadi alasan ketika aku bertekad untuk meraih masa depan yang utuh

Jika waktu terlalu cepat untuk memberiku kebahagiaan
Maka, berilah kekuatan hati yang besar
Untukku melalui jalan yang selalu menggoreskan, luka.

Depok, 11 Oktober 2017
Tertanda,

Delvia Abbabil

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saat itu

Terus apa yang lebih menguatkan dari sekedar rasa sabar? Disaat kamu sadar, bahwa apa yang kamu lakukan itu selama ini hanya menyakiti perasaan orang Saat itu kamu sadar, hidup kamu gak lebih dari apapun untuk siapapun Saat kamu hanya milikin sebuah harapan, agar Tuhan bisa paham akan hatimu yang sejujurnya Saat itu kamu ingin memeluknya Bertemu, mengatakan apa yang selama ini kamu rasakan Saat kamu bermimpi, namun seseorang mengatakan Tanpanya kamu bukan apa-apa Tanpanya kamu bukan segalanya Saat itu kamu ingin menceritakan semuanya kepada Tuhan, tentang apa yang dikatakan orang Tentang dirimu yang begitu salah Begitu tak berarti Bahkan tak pernah menyenangkan hati Saat itu, kamu ingin menjadi satu-satunya orang yang beruntung yang diciptakan oleh Tuhan Ingin mendapatkan apa yang selama ini kamu butuhkan Meski kamu sadar, bahwa Tuhan lebih paham apa yang sebenarnya harus kamu terima. Ketika dunia membencimu, Kamu hanya berharap Bahwa Tuhan, Tak akan pernah membencim

Temani Langkahku

E mbun pagi, Bersama mentari Silau-silau dari ventilasi Membangunkanku dari mimpi Cahaya pagi, Bersama burung-burung gereja Membisingkan suasana pagi Yang rapat oleh macetnya pengendara Dengan penuh harap, Kutapaki jalan yang ramai akan pejalan kaki Melihat mereka yang bergegas cepat untuk mengejar mimpinya Aku hanya diam tanpa kata Kutatapi hatiku, Yang penuh akan gelisah terhadap masa depan Yang selalu terbebani akan masa yang belum datang Tergerus oleh kejadian yang belum terjadi Siapakah pemilik semesta ini? Bolehkah aku bertanya, Ada apa di masa yang akan datang? Sebab, aku terlalu takut Untuk hal-hal yang membuatku jatuh kembali Meski kupaham, Segala garis waktu telah memiliki kisah dan alurnya masing-masing Meski aku sadar, Bahwa engkau selalu memberikan apa yang harusnya terjadi Untukku, Dan semesta. Tuhan, Beri setumpuk kekuatan sabar yang tiada habis Beri kebesaran ikhlas yang tiada luntur Beri keluasan hati yang tenang, untuk setiap langkah Kar

Luka Yang Disengaja

Permainan itu,  Mengingatkanku Pada tiap ucapan katamu Yang membuatku,  Mengulas senyum di wajahku Bisakah sejenak saja kau ulang kembali? Tiap waktu itu Katamu, candamu Yang terus kau ulangi Berkali-kali, kala dulu. Tapi, layaknya yang kau dan aku juga tahu Waktu adalah denting yang bergerak Tak ada henti di setiap perjalanannya  Waktu yang lalu, akan berlalu Seperti kita yang dulu terlihat syahdu Kini saling mengadu Soal sembilu Mengaku benar dengan penuh ego Tanpa pernah terlintas,  Bahwa ini adalah.. Goresan luka yang disengaja.