Langsung ke konten utama

Temani Langkahku

Embun pagi,
Bersama mentari
Silau-silau dari ventilasi
Membangunkanku dari mimpi

Cahaya pagi,
Bersama burung-burung gereja
Membisingkan suasana pagi
Yang rapat oleh macetnya pengendara

Dengan penuh harap,
Kutapaki jalan yang ramai akan pejalan kaki
Melihat mereka yang bergegas cepat untuk mengejar mimpinya
Aku hanya diam tanpa kata

Kutatapi hatiku,
Yang penuh akan gelisah terhadap masa depan
Yang selalu terbebani akan masa yang belum datang
Tergerus oleh kejadian yang belum terjadi

Siapakah pemilik semesta ini?
Bolehkah aku bertanya,
Ada apa di masa yang akan datang?
Sebab, aku terlalu takut
Untuk hal-hal yang membuatku jatuh kembali

Meski kupaham,
Segala garis waktu telah memiliki kisah dan alurnya masing-masing
Meski aku sadar,
Bahwa engkau selalu memberikan apa yang harusnya terjadi
Untukku,
Dan semesta.

Tuhan,
Beri setumpuk kekuatan sabar yang tiada habis
Beri kebesaran ikhlas yang tiada luntur
Beri keluasan hati yang tenang, untuk setiap langkah

Karena,
Aku selalu menanti
Hari-hari indah yang telah engkau siapkan

Waktu bergerak tanpa berhenti
Dan lika-liku hidup semakin menjadi
Hatiku butuh kendali
Temani setiap tapak yang kulalui, Tuhan.

Karena,
Aku tanpamu, adalah sia-sia.


Delvia Abbabil
Depok, 03 Oktober 2017

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saat itu

Terus apa yang lebih menguatkan dari sekedar rasa sabar? Disaat kamu sadar, bahwa apa yang kamu lakukan itu selama ini hanya menyakiti perasaan orang Saat itu kamu sadar, hidup kamu gak lebih dari apapun untuk siapapun Saat kamu hanya milikin sebuah harapan, agar Tuhan bisa paham akan hatimu yang sejujurnya Saat itu kamu ingin memeluknya Bertemu, mengatakan apa yang selama ini kamu rasakan Saat kamu bermimpi, namun seseorang mengatakan Tanpanya kamu bukan apa-apa Tanpanya kamu bukan segalanya Saat itu kamu ingin menceritakan semuanya kepada Tuhan, tentang apa yang dikatakan orang Tentang dirimu yang begitu salah Begitu tak berarti Bahkan tak pernah menyenangkan hati Saat itu, kamu ingin menjadi satu-satunya orang yang beruntung yang diciptakan oleh Tuhan Ingin mendapatkan apa yang selama ini kamu butuhkan Meski kamu sadar, bahwa Tuhan lebih paham apa yang sebenarnya harus kamu terima. Ketika dunia membencimu, Kamu hanya berharap Bahwa Tuhan, Tak akan pernah membencim

Luka Yang Disengaja

Permainan itu,  Mengingatkanku Pada tiap ucapan katamu Yang membuatku,  Mengulas senyum di wajahku Bisakah sejenak saja kau ulang kembali? Tiap waktu itu Katamu, candamu Yang terus kau ulangi Berkali-kali, kala dulu. Tapi, layaknya yang kau dan aku juga tahu Waktu adalah denting yang bergerak Tak ada henti di setiap perjalanannya  Waktu yang lalu, akan berlalu Seperti kita yang dulu terlihat syahdu Kini saling mengadu Soal sembilu Mengaku benar dengan penuh ego Tanpa pernah terlintas,  Bahwa ini adalah.. Goresan luka yang disengaja.