Langsung ke konten utama

10 September

Haloo! Untuk para pembaca blog, ada sesuatu yang ingin kuceritakan pada kalian. Dan, by the way.. Ini adalah post pertamaku di blog. Semoga menjadi awal yang baik untuk tulisan-tulisanku selanjutnya yaa ^^

🎀

Indonesia International Book Fair. Diselenggarakan sejak tanggal 6 september sampai dengan 10 september, tepatnya ditahun 2017 ini. Alhamdulillah, komunitasku mendapat kesempatan untuk hadir diacara ini.

Cerita punya cerita, aku ada cerita soal acara yang lebih sering disapa IIBF ini. Lebih tepatnya sih laporan tentang pengalaman dihari itu. Komunitasku hadir pada tanggal 10 September. Dan, itu adalah moment yang begitu berarti sekaligus berharga bagiku, dan mungkin anggota lainnya. Aku harap kalian masih membaca ceritaku, karena akan kuceritakan semuanya. Mulai dari bangun tidur sampai pulang. Eh nggak deh, hihi.

Sebelumnya aku akan menjelaskan singkat tentang komunitasku ini. Oh iya, perkenalkan komunitasku, Komunitas Muda Menulis. Apa yang kalian tahu mendengar kata itu? Sudah pastinya tentang perkumpulan orang-orang yang suka menulis. Dan, yup. Benar sekali.

Tapi.. Bukan hanya soal menulis lho. Banyak hal-hal lainnya yang dilakukan di komunitas ini. Terutama yang berkaitan dengan sastra. Singkatnya, komunitasku ini belum lama terbentuk. Dan kebetulan aku adalah tahunan pertama ini. Sangat menjadi kebanggaan tersendiri bisa bergabung dengan orang-orang hebat disini. Bertemu dengan berbagai teman dari jabodetabek. Banyak pengetahuan dan pengalaman yang bisa kutemui bersama mereka. Tentunya, disetiap komunitas itu ada foundernya dong. Nah, ada dua founder dikomunitasku ini. Siapa ajakah dia..?

Founder pertama, Ridha Fachrizal. Kerap dipanggil oleh aku dan lainnya dengan sebutan Kak Ijal. Hehe. Dia mahasiswa sastra arab di Universitas Indonesia. Waaaah keren ya! Yang kedua adalah Sucia Ramadhani. Kalian pasti gak asing sama namanya. Jelas, dia adalah penulis. Sudah 22 buku karyanya yang diterbitkan oleh penerbit. Dia salah satu motivasiku untuk terus bersemangat dalam menulis. Sama seperti Kak Ijal, Kak Cia juga berkuliah di Univesitas Indonesia bedanya dia dengan jurusan sastra indonesia. Wah keren-keren ya!

Eh, ngomong -ngomong kapan aku cerita soal pengalaman 10 Septembernya ya? Kuy lah!

Jadi, pada tanggal tersebut komunitasku ada di acara IIBF. Bersama komunitas-komunitas lainnya yang tak kalah bagusnya se-indonesia. Wuihh! Siapa yang gak bangka kalau komunitasnya dapat hadir diacara ini. Disetiap komunitas diberi stan. Dan di komunitasku ada beberapa yang dilakukan jika ada orang yang berkunjung ke stan. Mulai dari games, bertanya soal tulis menulis, atau mungkin soal komunitasku ini.

Sejujurnya, kami yang berada dikomunitas ini agak kecewa. Karena tadinya, kita akan membawakan puisi selama acara berlangsung. Dan kami akan berkampanye dengan segala persiapan yang sudah disiapkan. Tapi, malamnya sebelum esoknya acara, founder kami mendapat kabar bahwa tidak diperbolehkan melakukan kampanye. Akhirnya kami memutuskan untuk membatalkan pembacaan puisi dan kampanyenya tentunya. Kecewa sih, tapi no problem.

Pada tanggal 10 September, stan stan komunitas dari Indoensia berkumpul dan berjejer ditempat yang sudah disediakan. Festival begitu ramai dengan bazar buku dan lainnya. Dan beberapa acara seminar yang ada pada hari itu meramaikan suasana acara terakhir IIBF. Aku mau tanya, siapa yang datang ke acara IIBF kemarin? Jika iya, bagaimana pendapatmu? Seru bukan? He he. Oh iya, mampir gak ke stan kami? Kalau iya pasti kalian tahu keseruan apa aja yang kami berikan. Hihi.

Teman-teman blog yang super kece, sejujurnya baru kali ini aku ikut komunitas. Sebelumnya hanya seputar organisasi yang berada didalam sekolah. Itupun hanya OSIS, ekstrakulikuler, dan menjadi panitia-panitia acara di sekolah. Sangat amat baru bagiku mengikuti suatu organisasi diluar sekolah seperti sekarang ini. Rasanya? Banyak!

Mungkin kalau aku bercerita tentang komunitasku ini tidak akan ada habisnya, apalagi tentang awal mula ikut dan bergabung dengan orang-orang hebat disekitarku. Rasanya akan terlalu panjaaang. Untuk itu, aku akan membahas soal 10 septembernya aja ya. Dan tahu tidak? Bahwa saat acara IIBF kemarin stan komunitasku adalah yang paling ramai diantara stan komunitas lainnya. Aku seneng banget. Karena semuanya diluar dugaan kami semua. Anggota-anggota KMM. Alhamdulillah! ^^

Banyak yang bisa diambil dari acara IIBF kemarin, terutama dari cara marketingnya. Bagaimana kita bisa menarik perhatian orang-orang, mengekspresikan diri kita didepan orang, cara bicara kita, percaya diri kita, dan banyak lainnya.

Aku bukan tipe yang bisa menarik perhatian seseorang dalam marketing. Bisa dibilang jauh dari kata marketing. Bukan berarti gak percaya diri yaa. Aku lebih suka bicara didepan orang banyak, tapi bukan dalam hal marketing. Kayak semisalnya, presentasi, menjadi mentor, ya semacam itulah. Haha.

Di situ keberanianku diuji. Tapi ya tetep aja, malu. Sampai akhirnya aku lebih banyak menjadi dokumentasi. Tapi aku salut sama yang lainnya, mereka berani banget. Apalagi di komunitasku ini lebih banyak anak-anak SMA. Dan mereka semua sangat aktif. Percaya dirinya kuat, semangatnya? Jangan ditanya. Dari mereka aku belajar, bahwa apapun itu harus kita coba dan pelajari. Meski sebelumnya kita gak pernah, dan gak suka dengan hal tersebut. Karena apapun yang kita lakukan adalah sebuah pengalaman. Yang mungkin entah kapan semua itu akan bermanfaat untuk diri kita sendiri.

Intinya, aku sangat mempunyai pengalaman yang luar biasa pada tanggal 10 September 2017 yang begitu luar biasa. Bersanding dengan stan-stan komunitas hebat, komunitasku bisa menjadi stan yang paling ramai dikunjungi. Semua ini apresiasi tersendiri bagi aku dan tentunya yang lainnya. Dengan ini, bisa memacu diriku lebih semangat lagi dalam komunitas ini. Apalagi soal tulis menulis. Rasanya ingin cepet-cepet nerbitin buku. Seperti Kak Cia, dan penulis lainnya. Aamiin.

Semoga dilain kesempatan, aku bisa mendapatkan sesuatu yang luar biasa lagi. Bahkan lebih. Entah dari mana, dan semoga komunitasku lebih dikenal banyak orang, dan lebih maju lagi. Teruntuk masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak muda. Agar semuanya lebih giat lagi membaca. Karena dengan membaca, tulisan kita akan lebih luas dan bermakna.


So, jangan lupa baca buku ya!

10 September 2017
Tertanda,
Delvi (Komunitas Muda Menulis)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saat itu

Terus apa yang lebih menguatkan dari sekedar rasa sabar? Disaat kamu sadar, bahwa apa yang kamu lakukan itu selama ini hanya menyakiti perasaan orang Saat itu kamu sadar, hidup kamu gak lebih dari apapun untuk siapapun Saat kamu hanya milikin sebuah harapan, agar Tuhan bisa paham akan hatimu yang sejujurnya Saat itu kamu ingin memeluknya Bertemu, mengatakan apa yang selama ini kamu rasakan Saat kamu bermimpi, namun seseorang mengatakan Tanpanya kamu bukan apa-apa Tanpanya kamu bukan segalanya Saat itu kamu ingin menceritakan semuanya kepada Tuhan, tentang apa yang dikatakan orang Tentang dirimu yang begitu salah Begitu tak berarti Bahkan tak pernah menyenangkan hati Saat itu, kamu ingin menjadi satu-satunya orang yang beruntung yang diciptakan oleh Tuhan Ingin mendapatkan apa yang selama ini kamu butuhkan Meski kamu sadar, bahwa Tuhan lebih paham apa yang sebenarnya harus kamu terima. Ketika dunia membencimu, Kamu hanya berharap Bahwa Tuhan, Tak akan pernah membencim

Temani Langkahku

E mbun pagi, Bersama mentari Silau-silau dari ventilasi Membangunkanku dari mimpi Cahaya pagi, Bersama burung-burung gereja Membisingkan suasana pagi Yang rapat oleh macetnya pengendara Dengan penuh harap, Kutapaki jalan yang ramai akan pejalan kaki Melihat mereka yang bergegas cepat untuk mengejar mimpinya Aku hanya diam tanpa kata Kutatapi hatiku, Yang penuh akan gelisah terhadap masa depan Yang selalu terbebani akan masa yang belum datang Tergerus oleh kejadian yang belum terjadi Siapakah pemilik semesta ini? Bolehkah aku bertanya, Ada apa di masa yang akan datang? Sebab, aku terlalu takut Untuk hal-hal yang membuatku jatuh kembali Meski kupaham, Segala garis waktu telah memiliki kisah dan alurnya masing-masing Meski aku sadar, Bahwa engkau selalu memberikan apa yang harusnya terjadi Untukku, Dan semesta. Tuhan, Beri setumpuk kekuatan sabar yang tiada habis Beri kebesaran ikhlas yang tiada luntur Beri keluasan hati yang tenang, untuk setiap langkah Kar

Luka Yang Disengaja

Permainan itu,  Mengingatkanku Pada tiap ucapan katamu Yang membuatku,  Mengulas senyum di wajahku Bisakah sejenak saja kau ulang kembali? Tiap waktu itu Katamu, candamu Yang terus kau ulangi Berkali-kali, kala dulu. Tapi, layaknya yang kau dan aku juga tahu Waktu adalah denting yang bergerak Tak ada henti di setiap perjalanannya  Waktu yang lalu, akan berlalu Seperti kita yang dulu terlihat syahdu Kini saling mengadu Soal sembilu Mengaku benar dengan penuh ego Tanpa pernah terlintas,  Bahwa ini adalah.. Goresan luka yang disengaja.